Namun selain siksaan fisik, siksaan mental merupakan salah satu cara yang bisa membuat seseorang merasakan penderitaan berkepanjangan. Belum lama ini di sebuah penjara di Oklahoma tiga orang narapidana disiksa dengan sebuah metode baru yang belum pernah ada sebelumnya yakni mendengarkan musik. Musiknya juga bukan musik sembarangan melainkan lagu Baby Shark.
Ketiga napi tersebut (Daniel Hendrick, Joseph Mitchell dan John Basco) menuntut ganti rugi sebesar 75 ribu us dollar atas gangguan mental yang mereka alami setelah mendapatkan siksaan tersebut. Tercatat ketiga napi tersebut disuruh berdiri dengan tangan diborgol dan dipaksa mendengarkan lagu Baby Shark selama berjam-jam sampai mereka merasa muak dan akhirnya menggugat sipir penjara tersebut dengan alasan bahwa perlakuan mereka begitu kurangajar, bejat dan sadis.
Baby Shark sendiri merupakan lagu anak-anak keluaran Pinkfong yang secara resmi menduduki peringkat pertama sebagai video yang paling banyak ditonton di youtube dengan jumlah viewers lebih dari 9,6 milyar. Jumlah ini jelas menunjukkan bahwa lagu ini enak untuk didengar dengan nada yang menyeanngkan meskipun monoton. Meski demikian lagu Baby Shark secara khusus dibuat sebagai lagu anak-anak sehingga tak semua orang dewasa menyukainya, terlebih jika didengarkan selama berjam-jam.
Dan siksaan mental semacam ini ternyata memang pernah terjadi. Para napi sendiri menyamakan siksaan yang mereka alami dengan musik Heavy Metal yang digunakan untuk memelahkan tekad para tawanan Irak di teluk Guantanamo.
Musik dipercaya dapat mempengaruhi gelombang otak sehingga menimbulkan reaksi yang beragam. Beberapa contohnya adalah musik relaksasi, musik penuh semangat, musik sedih dan juga musik siksaan. Konon, lagu Gloomy Sunday bisa membuat pendengarnya memiliki niat untuk bunuh diri. Sehebat itulah kekuatan dari sebuah lagu.
Jadi, apakah Anda lebih suka disiksa dengan tak diberi makan atau harus mendengar lagu Baby Shark selama berjam-jam? Hmm, pilihan yang rumit.
