
KONSEP PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA (Oleh Nuril Mukhlifida, S.Ag)
Ki Hadjar Dewantara di sebut sebagai Bapak Pendidikan.
Pemikiran beliau tentang pendidikan banyak menginspirasi dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini. Pendidikan menurut beliau
adalah usaha dasar untuk memberikan nilai-nilai kebatinan dan kebudayaan yang
ada dalam hidup masyarakat yang memiliki kebudayaan pada setiap keturunan,
tidak saja berupa “pemeliharaan” tetapi juga bertujuan untuk memajukan dan
mengembangkan kebudayaan. Salah satu contoh proses pendidikan memajukan dan
mengembangakn kebudayaan adalah permainan tradisional seperti congklak
yang masih kita temukan di pedesaan yang bertujuan agar dapat melatih
ketangkasan, mendengar, melihat dan bertindak untuk melatih panca indera.
ASAS KI HADJAR DEWANTARA
Pendidikan dianalogikan sebag tempat persemaian benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan
manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama
untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau
diwariskan.1. Kodrat Alam, Kodrat alam
merupakan batas perkembangan potensi kodrati anak dalam proses perkembangan
kepribadian.
Ki Hadjar Dewantara memisahkan kata pendidikan dan pengajaran
dalam memahami tujuan pendidikan. Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan.
Pengajaran adalah proses pendidikan dalam membekali ilmu tentang kecakapan
hidup baik secara lahir maupun batin. Sedangkan pendidikan adalah pedoman atau
sumber segala kekuatan kodrat yang di miliki oleh peserta didik demi meraih
kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan
anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan
pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan
hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti
yang seluas-luasnya”. Pendidikan di analogikan sebagai tempat bersemaiam
benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Melalui pendidikanlah maka akan
tercipta manusia yang beradap. Pendidikan adalah tempat untuk berlatih agar
tumbuh nilai-nilai yang dapat di wariskan. Nah, di sinilah relevansi pemikiran
Ki Hadjar Dewantara di bidang pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa hanya
mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter
kemanusiaan yang cerdas dan beradab.
TRI PUSAT PENDIDIKAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA ADALAH :
1. Pendidikan dalam keluarga. Pendidikan pertama sekali diperoleh oleh anak. Keluarga menjadi central pertama pendidikan maka secara tidak langsung orang tua berperan sebagai guru yang mendidik perilakunya dan sebagai pengajar yang memberikan kecerdasan pikiran dan ilmu pengetahuan, serta menjadi teladan dalam kehidupan sosial.
2. Pendidikan dalam alam perguruan. Pendidikan
social bukanlah tugas sekolah semata. Lingkungan sekolah mengusahakan
kecerdasan berpikir dan pemberian ilmu pengetahuan.
3. Pendidikan dalam alam pemuda. Kontribusi
pemuda dalam pendidikan sangatlah penting.
Tiga filosofi pendidikan yang digunakan sebagai slogan
pendidikan di tanah air yaitu Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani.
Seiring berjalannya waktu era digitalisasi mulai merasuki
setiap sendi-sendi kehidupan manusia secara global. Pemikiran Ki Hafjar Dewantara
sepertinya sudah sedikit mulai terlupakan. Manusia memiliki daya jiwa yaitu
cipta, karsa dan karya. Ketiga komponen ini harus di optimalkan secara
bersama-sama. Jika salah satu komponen saja yang dioptimalkan maka akan
menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.
Dan ternyata pendidikan saat ini hanya menekankan pada
pengembangan daya cipta dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan
karsa. Jika berlanjut terus, akan menjadikan manusia kurang humanis.
Oleh karena itu, konseps pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat
menjadi salah satu solusi membangun kembali pendidikan dan kebudayaan nasional
yang telah diporak porandakan oleh kepentingan pribadi.
Bisa menyeimbangkan konsep Ki Hadjar Dewantara
dengan era digitalisasi yang sedang berkembang saat ini baik dalam daya cipta,
rasa dan karsa.
Mengembangkan pola pikir, kreatifitas, kemampuan, dan bakat yang ada dalam diri peserta didik secara merdeka dan mampu membentuk karakter peserta didik yang baik serta menjadi teladan dalam kehidupan sosial.
Kunjungi Blog saya dengan klik tulisan dibawah ini..