WAJIB MEMAKAI MASKER APABILA MEMASUKI PEKARANGAN SEKOLAH_____WAJIB MEMAKAI MASKER APABILA MEMASUKI PEKARANGAN SEKOLAH______WAJIB MEMAKAI MASKER APABILA MEMASUKI PEKARANGAN SEKOLAH Artikel

Artikel

Krida Duta Bahasa Sekolah Penggiat Literasi SMPN 1

QUOTE OF THE DAY


SUBSCRIBE

Kontak

Alamat :

Jln Peutua Husein, Kelurahan Gampong Jawa

Telepon :

(0646)21173

Email :

smpnegeriidi@gmail.com

Website :

smpn1idi.sch.id

Media Sosial :

Sekolah Ramah Anak

Rumah Belajar

FACEBOOK KAMI

Calendar

September 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30

KONSEP PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA (Oleh Nuril Mukhlifida, S.Ag)

Ki Hadjar Dewantara di sebut sebagai Bapak Pendidikan. Pemikiran beliau tentang  pendidikan banyak menginspirasi dalam perkembangan  pendidikan di Indonesia saat ini. Pendidikan menurut beliau adalah usaha dasar untuk memberikan nilai-nilai kebatinan dan kebudayaan yang ada dalam hidup masyarakat yang memiliki kebudayaan pada setiap keturunan, tidak saja berupa “pemeliharaan” tetapi juga bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan kebudayaan. Salah satu contoh proses pendidikan memajukan dan mengembangakn kebudayaan adalah permainan tradisional  seperti congklak yang masih kita temukan di pedesaan yang bertujuan agar dapat melatih ketangkasan, mendengar, melihat dan bertindak untuk melatih panca indera.

ASAS KI HADJAR DEWANTARA




Pendidikan dianalogikan sebag tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.1.      Kodrat Alam, Kodrat alam merupakan batas perkembangan potensi kodrati anak dalam proses perkembangan kepribadian.

Ki Hadjar Dewantara memisahkan kata pendidikan dan pengajaran dalam memahami tujuan pendidikan. Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan dalam membekali ilmu tentang kecakapan hidup baik secara lahir maupun batin. Sedangkan pendidikan adalah pedoman atau sumber segala kekuatan kodrat yang di miliki oleh peserta didik demi meraih kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009),  “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pendidikan di analogikan sebagai tempat bersemaiam benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Melalui pendidikanlah maka akan tercipta manusia yang beradap. Pendidikan adalah tempat untuk berlatih agar tumbuh nilai-nilai yang dapat di wariskan. Nah, di sinilah relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara di bidang pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa hanya mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter kemanusiaan yang cerdas dan beradab.

TRI PUSAT PENDIDIKAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA ADALAH  :

1.  Pendidikan dalam keluarga. Pendidikan pertama sekali  diperoleh oleh anak. Keluarga menjadi central pertama pendidikan maka secara tidak langsung orang tua berperan sebagai guru yang mendidik       perilakunya dan sebagai pengajar yang memberikan kecerdasan pikiran dan ilmu pengetahuan, serta menjadi teladan dalam kehidupan sosial.

2.  Pendidikan dalam alam perguruan. Pendidikan social bukanlah tugas sekolah semata. Lingkungan sekolah mengusahakan kecerdasan berpikir dan pemberian ilmu pengetahuan.

3.  Pendidikan dalam alam pemuda. Kontribusi pemuda dalam pendidikan sangatlah penting.

Tiga filosofi pendidikan yang digunakan sebagai slogan pendidikan di tanah air yaitu Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. 

Seiring berjalannya waktu era digitalisasi mulai merasuki setiap sendi-sendi kehidupan manusia secara global. Pemikiran Ki Hafjar Dewantara sepertinya sudah sedikit mulai terlupakan. Manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Ketiga komponen ini harus di optimalkan secara bersama-sama. Jika salah satu komponen saja yang dioptimalkan maka akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.

Dan ternyata pendidikan saat ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus, akan menjadikan manusia kurang humanis.

Oleh karena itu, konseps pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat menjadi salah satu solusi membangun kembali pendidikan dan kebudayaan nasional yang telah diporak porandakan oleh kepentingan pribadi.

Bisa menyeimbangkan konsep Ki Hadjar Dewantara dengan era digitalisasi yang sedang berkembang saat ini baik dalam daya cipta, rasa dan karsa.

Mengembangkan pola pikir, kreatifitas, kemampuan, dan bakat yang ada dalam diri peserta didik secara merdeka dan mampu membentuk karakter peserta didik yang baik serta menjadi teladan dalam kehidupan sosial.


Kunjungi Blog saya dengan klik tulisan dibawah ini..

NURIL MUKHLIFIDA BLOG



Ditulis oleh NURIL MUKHLIFIDA, S.Ag (Guru Bahasa Inggris)

Aksi Bergizi Gerakan Sekolah Sehat SMP N 1 IDI

PENGUNJUNG

SUBSCRIBE